Pelajari Rahasia Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP: Soal Kegiatan 4 Bab 2 Halaman 53-57

Berikut ini adalah pembahasan mengenai kunci jawaban buku Bahasa Indonesia bagi siswa kelas 7 SMP dengan kurikulum merdeka pada Bab 2, Kegiatan 4: Membaca, di halaman 53-57.

Buku pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama dengan kurikulum Merdeka yang dibuat oleh Eugenia Rakhma Subarna, Soie Dewayani, dan Cicilia Erni Setyowati telah tersedia.

Buku tersebut dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Teknologi, dengan kode ISBN: 978-623-118-368-2, dalam versi yang telah direvisi.

Bab 1 pada buku ini mengajak siswa untuk berkelana di dunia imajinasi.

Siswa disarankan untuk menyelesaikan soal dengan independen sebelum mempelajari pembahasan jawaban dalam artikel penting ini.

Kode jawaban ini dapat dijadikan acuan serta perbandingan bagi para orang tua dalam mengecek tugas anak mereka.

Perhatikan solusi dari buku Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama Kurikulum Merdeka Bab 2, Aktivitas 4: Membaca di halaman 53 sampai 57 yang ada dibawah ini:

Kini, perhatikanlah dongeng fiktif di bawah ini dengan teliti.

Bola-Bola Waktu

Oleh: Eugenia Rakhma Subarna

Ivan menendang kerikil di jalan dengan kasar hingga terpelanting berhamburan.

Asap melayang dari batu-batu kecil tersebut.

Sekali lagi dia menjadi objek candaan! Semua ini karena kue lembut ibunya! Tiap harinya, Ivan harus menghadapi hal ini.

bangun pukul setengah empat pagi dan membantu Ibu membuat aneka kue basah.

Ivan juga harus pergi lebih pagi untuk mengantarkan kue-kue itu ke beberapa warung menuju sekolah.

Hal yang paling memalukan, Ivan menitipkan kue itu juga di kantin sekolah! Ketika Fiam, anak paling usil di kelasnya tahu, ia segera mengejek Ivan.

Dan begitu Fiam memulai, julukan “tukang kue” untuknya pun langsung diikuti teman-teman sekelas.

Sepertinya belum cukup memalukan, bangun pagi dengan kelelahan dari kerja sejak subuh membuat Ivan sering kali terlelap ketika sedang belajar.

"Wah, sang pembuat kue ingin berpindah profesi menjadi juru tidur," goda Fiam mengundang tawa seluruh kelas.

Ivan terus menginjak-injak batu-batu kecil tersebut.

“Ibu tidak ingin melanjutkannya lagi!” seru Ivan di dalam pikirannya.

Saya tidak ingin jualan kue lagi. Saya bermimpi untuk menjadi remaja SMP yang menarik dan diidolakan oleh teman-teman sekelas saya!

“Kau yakin?”

Ivan menengok.

Pria yang mengenakan kerudung hitam terlihat dengannya. Senyum hangat muncul di wajah lelaki tersebut.

Meja di depannya dipenuhi dengan berbagai macam bola yang berwarna-warni.

Ivan menatap pria tersebut dengan kerutan di dahinya. Mungkinkah dia seorang peramal? bertanyanya Ivan dalam hati.

Apakah kamu penasaran dengan konsekuensinya jika menghentikan usaha menjual kue?

Ivan ragu-ragu, kemudian mengangguk. Lalu dia menerima dan memegang bola merah yang ditawarkan pria tersebut.

Tiba-tiba, badannya merasakan kelegaan, lingkungan di sekelilingnya berputar. Ivan tersentak.

Ia terbangun di sebuah kamar yang terasa asing. Dengan heran, ia menatap Nina dan Danu, adiknya.

Mengapa mereka tidur di sini? Ivan menatap sekeliling. Kamar itu sempit, pengap, dan terutama sangat berantakan!

Benda-bendanya berserakan kemana-mana, sedangkan tumpukan buku koleksi Nina dan mainan Danu mengisi setiap pojok ruangan.

"Pukul 06.00? Saya telat untuk memasak kue!" Ivan langsung bangkit dan meninggalkan kamarnya.

"Kamu sudah terbangun, Van?" sapa Ibunya.

Ivan membuka matanya lebar-lebar melihat kerutan tambahan di wajah Ibunya dan keletihan yang nampak jelas di situ.

Alhamdulillah. Ibuku sudah pergi duluan, ya. Jangan lupa untuk mengantarkan kakak-kakakmu ke sekolah.

Ivan terpaku di tempat. Dia memandang Ibunya yang menggendong beberapa kotak penuh dengan bermacam-macamm kue tradisional.

Maka, sepertinya mereka tetap menjual kue lembut. Namun demikian, pada kesempatan ini, Ibu tidak mengharapkannya untuk membantu.

Akhirnya, Ivan dilepaskan dari tanggung jawabnya! Lantas, bagaimana dengan Bapak? Umumnya Bapak lah yang biasa menemani.

Ibu untuk pergi berjualan.

Ivan melirik ke segala arah dalam ruangan itu. Kemudian, dia menyaksikan sebuah bingkai foto bernuansa hitam yang terletak tak jauh dari area meja makannya.

Didalamnya, wajah sang bapak yang letih menghadirkan senyuman hangat.

“Van, nanti siang jangan lupa latihan basket, ya. Minggu depan kita lawan SMP Bina Bangsa.”

Ivan hanya mengangguk lesu. Sekarang ia tahu, ia berada di tahun 2022.

Tidak ada lagi teman-teman sekelas yang mengejeknya.

Malah bisa dikatakan, ia memiliki cukup banyak teman.

Nilai-nilainya bukan yang terbaik, tetapi bukan pula yang paling jelek.

Ia berhasil masuk tim basket selama dua tahun berturut-turut.

Semua tampak sempurna. Namun, mengapa Ivan menyesal berada di tahun ini?

Pagi tadi dia mendapati bahwa ayahnya tak lagi berada di samping keluarganya. Sang bapa telah tiada akibat penyakit yang diderita.

Menurut ibu, ayah selalu mengesampingkan penyakitnya sendiri dan bersikeras untuk membantu ibu.

Bahkan ayah menolak tawaran ibu untuk menggaji seorang karyawan.

Bapak berencana menyimpan pendapatan dari penjualan kue tersebut untuk menjadi dana persiapan kuliah Ivan di masa depan.

Halo, Van! Bagaimana keadaan ibumu sekarang? Ibuku berencana memesan kue basah untuk arisan nanti, tapi ibumu mengatakan dia merasa kurang baik." Komentar Hario membuyarkannya dari lamunan Ivan.

Ivan merendahkan kepalanya. Dia ingat akan wajah sang ibu yang telah tua dan letih ketika bertemu di pagi hari, meskipun si ibu tak banyak berkata-kata.

dia disampaikan bahwa dirinya tengah dalam keadaan tidak sehat.

Ivan menggelindingkan kepalanya di atas meja. Jika kesedihan dapat membuat waktu bergulir mundur, dia akan lebih memilih untuk membantu kedua orangtuanya dalam berdagang kue.

Mata yang hangat dirasakan olehnya. Ia merasa kepala bergoyang. Ivan berkedip.

"Van, kau baik-baik saja kan, Van?" nada suara Hario terdengar khawatir dan semakin luntur.

Lalu segalanya gelap.

***

Seseorang mengguncang tubuhnya lembut. “Ivan, bangun, Nak.” Ivan memicingkan mata. Ia mengenal suara tegas tetapi lembut itu.

“Ayah! Syukurlah!” Ivan segera tersadar dan memeluk ayahnya erat.

“Wah, wah, wah …! Tadi kamu mimpi buruk, ya?”

Pagi masih gelap saat Ivan melihat ke luar jendela. Ivan tahu ia harus bangun lebih pagi karena mereka mendapat pesanan kue untuk acara pernikahan dan rapat di kantor RW.

Memikirkan pesanan kue itu, Ivan melompat dari tempat tidur dengan penuh semangat.

“Ayah, Ibu, tahu nggak? Kue-kue basah buatan Ibu ini banyak yang suka, loh!” cerita Ivan.

Sejenak, Ayah dan Ibu bertatapan sambil menahan tawa.

Bisa jadi mereka terkejut menyaksikan Ivan tidak lagi murung dan enggan ketika memberi bantuan.

"Eih, yang kubilang ini sungguh-sungguh," kata Ivan sambil memperhatikan respons kedua orang tuanya.

Bapak tertawa. Dia membelai kepalanya dengan lembut, "Kami tentu tahu, ini adalah ramuan yang diturunkan secara turun-temurun!"

Pada jam 05.00 tepat, kue-kue lembut yang menarik sudah selesai dipersiapkan. Aroma manis dari kue mengisi seluruh rumah.

Walaupun letih, Ivan merasa tersanjung menyaksikan deretan kue yang baru saja dia hias. Baginya, kemampuan menghiasi kue-kuenya semakin terasah.

Van, tolong letakkan tiap tipe barang ke dalam box untuk pemesanan pernikahan dan Pak RW, oke?

Supaya Bapa yang menyiapkannya untuk dibawa ke pasar. Ibu ingin membuat sarapan terlebih dulu sebelum adik-adikmu bangun," ujar Ibu. Ivan pun menganggukkan kepala.

Ketika menaruh kue-kue di masing-masing kotak, dia terpikir oleh suatu gagasan.

Baru tersisa 30 menit sebelum dia perlu mempersiapkan diri berangkat ke sekolah.

Ivan mengambil selembar kertas, lalu segera menggambar sebuah kotak berisi aneka kue cantik.

“Camilan Cantik Akhir Minggu,” begitu Ivan memberi judul gamba tersebut.

Di bagian bawah gambar, Ivan menulis, “Untuk pemesanan, hubungi Ivan – kelas VII B.”

Setelah membaca cerita “Bola-Bola Waktu”,

jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Siapakah nama tokoh cerita “Bola-Bola Waktu”?

2. Apa yang diinginkannya di awal cerita?

3. Apa yang dilakukannya untuk mewujudkan hasratnya tersebut?

4. Kenapa dia menjadi murung saat impiannya benar-benar terealisasi?

5. Apa tindakan terakhir dia ambil?

6. Bagaimana menurut kamu tentang perasaan mereka di penghujung cerita?

Jawaban:

1) Nama karakter dalam cerita tersebut siapa?

Ivan

2) Apa harapannya pada awal kisah tersebut?

Menjadi anak SMP yang disukai dan dihargai oleh teman-temannya.

3) Apa yang dilakukannya untuk mewujudkan keinginannya tersebut?

a) Menerima bola yang dihadiahkan oleh peramal

b) Meluncur menuju masa depan

4) Mengapa ia merasa sedih ketika akhirnya keinginannya itu tercapai?

a) Ayahnya sudah meninggal.

b) Ibunya terlihat tua dan lelah.

c) Ibu bekerja sendirian, ayah telah meninggal.

5) Apa yang akhirnya ia lakukan?

a) Lebih rajin membantu berjualan kue.

b) Ikut berjualan kue di sekolah, tidak malu lagi.

6) Menurut pendapat kamu berdua, seperti apa rasanya tokoh tersebut di penghujung cerita?

a) Senang dapat mendukung kedua orangtuanya.

b) Tersanjung karena kue buatannya begitu populer.

*) Disclaimer:

Lebih baik, sebelum Anda membuka artikel dengan kunci jawabannya, para siswa diharapkan untuk menyelesaikan soal-soal tersebut sendiri terlebih dulu.

Kode jawaban ini berfungsi sebagai acuan serta perbandingan bagi para orang tua dalam mengevaluasi tugas anak mereka.

(Peserta Magang dari Universitas Muhammadiyah Karanganyar/Najwa Nandhita Divananda)

Lain kali baca juga berita seru yang lain disini Google News

Post a Comment for "Pelajari Rahasia Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP: Soal Kegiatan 4 Bab 2 Halaman 53-57"