Curhat Mahasiswa Unsrat Manado: Ketidakpuasan Terkait Kebijakan Rektorat tentang Kuliah Daring

MANADO - Keputusan oleh pejabat Unsrat di Manado yang berencana mentransfer metode perkuliahan ke format daring atau online, pada akhirnya menemui cukup banyak protes dari para mahasiswa.

Keputusan yang dibuat mengingat suasana tidak mendukung setelah pemilihan Presiden BEM itu dianggap sangat membahayakan bagi para mahasiswa, khususnya mereka yang sudah punya jadwal ujian akhirsemester serta mereka yang bakal menyampaikan proposal atau sidang skripsi.

Salah seorang mahasiswi bernama Natasha menyatakan bahwa dia merasa dirugikan oleh aturan baru tersebut, khususnya karena waktu pelaksanaan ujiannya ditunda. Dia berpendapat bahwa masa tunggu dapat memanjang, mengingat adanya dua periode cuti panjang dalam dua minggu yang akan datang.

"Maka ujiannya perlu diundur dikarenakan keputusan tidak dapat dilaksanakan di area kampus. Penundaan tersebut mungkin akan bertahan cukup lama, sebab pekan mendatang terdapat pula cuti untuk hari raya Isra Miraj. Diikuti dengan adanya liburan Idul Adha. Hal ini sungguh membuat kami dirugikan," jelas Natasha.

Menurut Natasha, seharusnya mahasiswa yang bertikai saja yang diberikan sanksi atau skors, dan bukan mengorbankan banyak mahasiswa yang sama sekali tidak terlibat dengan pemilihan Presiden BEM tersebut.

"Jangan sampai hanya karena segelintir kepentingan orang, kami mahasiswa lainnya kena dampak. Ini sangat merugikan sekali," ujarnya kembali.

Ferry, seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah fakultas bukan ilmu-ilmu pasti, menyampaikan hal serupa. Menurut Ferry, keputusan tersebut malah dapat menghasilkan dampak negatif berarti bagi dirinya dan para mahasiswa akhir lainnya yang datang dari luar kota atau provinsi.

Menurutnya, perubahan jadwal dapat mengakibatkan dampak lain, seperti efek finansial. Dia menyatakan bahwa bila segalanya berjalan menurut rencana awal, ia mungkin telah menuntaskan pendidikannya di semester saat ini, sehingga tidak perlu membayar biaya semester mendatang atau pun sewa tempat tinggal karena sudah lulus.

Tapi menurutnya, karena kebijakan larangan mahasiswa ke kampus, otomatis jadwal yang sudah ada bakal tertunda. Bahkan menurutnya, penundaan bisa terjadi cukup panjang karena akan ada libur panjang di dua pekan berturut-turut.

"Sekarang hampir memasuki bulan Juni, yang berarti semester ini sebentar lagi akan usai. Akibatnya, kita mengalami kerugian finansial serta sayang sekali bagi orang tuaku yang tetap harus membayarkan biaya tambahan. Kita sangat menyesalkannya karena pihak rektorat malah membuat kita dirugikan," tuturnya kembali.

Sekarang sebelumnya, rektorat kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado memutuskan mentransfer proses belajar-mengajar menjadi daring atau online akibat ketakutan akan terjadinya tabrakan antara kelompok pendukung dari dua capres BEM yang berbeda.

Putusan tersebut mulai efektif dari Selasa (20/5) sampai dengan Jumat (23/5). Rektorat menganggap bahwa kebijakan ini merupakan pilihan terbaik setelah mencermati perubahan kondisi pasca pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa yang memerlukan penghitungan ulang suara di beberapa Tempat Pemungutan Suara.

"Rapat sudah kita lakukan dan untuk menghindari peningkatan kasus, maka kami setuju sementara waktu belum ada perkuliahan tatap muka," ungkap Wakil Rektor Satu Unsrat Manado, Ir Arthur Pinaria.

Post a Comment for "Curhat Mahasiswa Unsrat Manado: Ketidakpuasan Terkait Kebijakan Rektorat tentang Kuliah Daring"