Mengejutkan Ada 35 Ribu Anak Putus Sekolah di Bangkalan Madura

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bangkalan - Sebanyak 35 ribu anak di Kabupaten Bangkalan dilaporkan putus sekolah. Data ini berasal dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) 2024 dan kembali ditegaskan oleh Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far, dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2025 lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Yakub, menjelaskan bahwa angka tersebut mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Data itu juga mencakup lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

“Mau kami sinkronkan jumlah siswa putus sekolah dengan data di Dinas Kependudukan. Karena ada beberapa lembaga yang datanya kurang valid jika dibandingkan dengan data kependudukan,” ujar Yakub saat ditemui, Senin (12/5/2025).

Langkah awal yang kini dilakukan Dinas Pendidikan adalah mencocokkan kembali data peserta didik dengan data kependudukan. Hal ini bertujuan untuk memastikan keakuratan angka serta mendeteksi kemungkinan ketidaksesuaian yang kerap muncul di beberapa desa.

“Dari hasil analisis sementara, kami menemukan adanya residu data atau ketidakcocokan antara jumlah siswa yang tercatat di lembaga pendidikan dengan data kependudukan,” tegas Yakub.

Selain sinkronisasi data, Pemkab Bangkalan juga sedang menggencarkan sosialisasi pentingnya pendidikan kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan, khususnya di tingkat SD dan SMP yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten.

“Kami juga berupaya meningkatkan pelayanan pendidikan di semua jenjang. Selain itu, beasiswa bagi siswa berprestasi telah disiapkan sebagai insentif agar mereka terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” tambahnya.

Wakil Bupati Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far, sebelumnya menyebut bahwa penyebab utama anak putus sekolah tengah dipetakan oleh pemerintah daerah, khususnya menjelang masa kelulusan siswa. Ia juga menyinggung keterbatasan anggaran yang menjadi tantangan dalam pengadaan program bantuan.

“Sekarang masih dalam masa efisiensi anggaran. Tapi program beasiswa bagi warga tidak mampu dan siswa berprestasi tetap menjadi prioritas kami. Untuk prosentasenya saya kurang hafal, tapi kalau jumlahnya memang sekitar 35 ribu,” kata Fauzan.

Kepala SMP Negeri 1 Bangkalan, Hermanto, turut menyoroti pentingnya dukungan dari orang tua dalam mendorong kelanjutan pendidikan anak. Ia menyebut bahwa pihak sekolah rutin melakukan pendekatan kepada wali murid untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan berkelanjutan.

“Kami selalu berkoordinasi dengan wali murid bahwa pendidikan tidak berhenti di jenjang SMP. Mencari ilmu itu harus berkelanjutan sampai akhir hayat,” ucap Hermanto.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pencatatan data saat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dengan data yang akurat, sekolah dapat memantau kelanjutan pendidikan para lulusan.

“Misalnya, jika SMPN 1 tahun ini meluluskan 250 siswa, kami bisa memantau ke mana mereka melanjutkan pendidikan. Dari situ kita bisa menilai pencapaian target sekolah dan menekan angka putus sekolah,” tutup Hermanto.

(Ahmad Faisol/TribunJatimTimur.com)

Post a Comment for "Mengejutkan Ada 35 Ribu Anak Putus Sekolah di Bangkalan Madura"