Kisah Inspiratif: Dari Sang Pemalu hingga Petarung, Rekor UMGO Prof. Kadim Masaong

Prof Dr Abd Kadim Masaong, sang Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), menceritakan kisah berdasarkan pengalamannya sendiri.

Kisah inspiratif ini dituangkan dalam wadah podcast Tribun Podcast bersama Manager Content Aldi Ponge pada Selasa (20/5/2025).

Abd Kadim mengatakan bahwa dirinya seorang pemalu hingga menjadi petarung.

Dia pun sudah mencatat kisahnya di dalam bukunya yang berjudul Otobiografi Motivasi Pemimpin Berdasarkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual serta Perjalanan Si Pendiam yang menjadi Pebattle.

"Tujuanku membuat buku ini adalah untuk memberikan inspirasi kepada pemuda," jelasnya.

Di dalam bukunya juga diceritakan petualangan hidupnya sebagai anak desa yang berhasil mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang rektor.

"Melalui buku ini dapat dipahami bahwa warga desa pun berpotensi menjadi guru besar, sebab itu tak ada hambatan selain dari cara kita mempersiapkan diri untuk mencapai hal tersebut," jelasnya.

Profil Abd Kadim Masaong

Abd Kadim Masaong dilahirkan di desa Kalumpang, kecamatan Bontotiro, kabupaten Bulukumba pada 14 November 1961.

Bapaknya yang bernama H Masaong Dg Sitaba (ahl.) bekerja sebagai seorang guru SD.

Sementara ibunya bernama Sitti Anisi (almh) juga berprofesi sebagai Guru Agama Islam di SD.

"Saya lahir dari orang tua guru SD, satu guru umum dan satu guru agama," ujarnya.

Abd Kadim mengatakan bahwa impian awalnya adalah menjadi hakim atau jaksa, bukannya guru.

"Tapi karena tidak lulus di Fakultas Hukum jadi memilih program studi yang tidak jadi guru. Maka saya masuk di manegemen pendidikan tapi ternyata harus jadi guru dulu di situ," tutur Prof Kadim sembari tertawa.

Karena gagal lolos di Universitas Hasanuddin (Unhas), dia kemudian mendaftar di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).

Abd Kadim melatih di dua buah sekolah. Di pagi diajar tentang pendidikan agama Islam negeri lalu dilanjutkan dengan pengajaran di sekolah PGRI.

"Maka pada pagi hari, saya berada di sekolah pendidikan guru agama sebelum pindah ke SMA PGRI mulai pukul 01.00 hingga 17.30 WITA," terangnya.

Sebanyak dua tahun, dia hanya mampu mengistirahatkan diri selama satu jam saja.

"Aimnya adalah untuk memenuhi keinginan orang tuanya," katanya.

Di samping itu, dia pun mengatakan bahwa beliau dikenal sebagai orang yang pendiam di desanya.

"Saya dijuluki pot berjalan karena sempat diajak bicara oleh orang yang cuek dan pendiam," katanya.

Lambat laun ia merasa itu merupakan kelemahan sehingga masuk di organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

"Aktivitas pemberdayaan IPM ini benar-benar merubah diriku," ujarnya.

Selagi memperluas pengalamannya dalam organisasi tersebut, dia juga sempat menjabat sebagai sekretaris IPM Cabang Tamalate Kota Makassar dan rajin melaksanakan kegiatan kaderisasi lantaran tanggung jawabnya sebagia instruktur waktu itu.

Kemudian saat berkuliah di Universitas Negeri Makassar, ia aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Inilah alasan mengapa Abd. Kadim Masaong cukup terkenal di kalangan Muhammadiyah Sulawesi Selatan, berkat adanya kawan seperjuangannya saat dia aktif dalam organisasi IPM dan IMM.

Hingga akhirnya dia menyebut pejuang di karyanya tersebut berkat semangat sangaktivis yang tak pernah suram.

Dia juga mendirikan IPM Sulut ketika Gorontalo masih menjadi bagian dari Sulawesi Utara.

Pada organisasi yang dia dirikan, And Kadim menjabat sebagai Ketua DPD IMM Sulut, dipilih menjadi Ketua PDM Kota Gorontalo dari tahun 2000 hingga 2010, serta sebelum ditunjuk sebagai Rektor UMGO, dia berperan sebagai Ketua PWM Gorontalo antara tahun 2015 sampai 2020.

Sejak penyerahan jabatan oleh Rektornya yang lama, Dr. dr. Isman Jusuf, Sp, S ke pada Rektor Terbarunya Prof. Dr. H. Abd. Kadim Masaong tanggal 1 Desember 2020, sampai saat ini dia telah mendorong perkembangan universitas UMGO.

Menjadi rektor pasti mengundang berbagai pendapat baik pro maupun kontra dalam komunitas akademik UMGO, tetapi bagi dia hal tersebut merupakan bagian dari dinamika demokrasi di lingkungan perguruan tinggi.

Menjabat sebagai rektor, dia sukses mengembangkan MIM menjadikan lembaga terdepan di Gorontalo.

Merintis Pesantren At Tanwir Kota Gorontalo, merintis Pabrik air kemasan QMAS-M, membangun Masjid Darul Arqam yang menjadi masjid terbesar di Gorontalo.

Dengan visi kepemimpinannya ” Membangun Citra Menuju Unggul dan Berkemajuan" Citra merupakan singkatan dari Cerdas, Integritas dan Inovatif, Transparan, Religius, Amanah dan Akuntabel.

Desain Citra UMGO dari segi Fisik, Rektor UMGO membangun istilah membangun dari depan diawali dengan master plan gedung.

Di mana pintu gerbang dan jalan utama kampus dipindahkan ke jalan protokol poros Kota Limboto.

Sekadar informasi kampus UMGO sudah memiliki 22 program studi dan 6 fakultas dengan akreditasi B.

Universitas Muhammadiyah Gorontalo juga telah memiliki fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran yang diperuntukkan bagi generasi muda Gorontalo.

UMGO ini ada sebanyak 2,200 mahasiswa yang terdiri dari beberapa daerah.

Ada banyak juga beasiswa yang diberikan di kampus ini, bahkan para tenaga pendidik dari dosen-dosen yang berkualitas. (*)

Post a Comment for "Kisah Inspiratif: Dari Sang Pemalu hingga Petarung, Rekor UMGO Prof. Kadim Masaong"