Alihkan Perkuliahan ke Sistem Daring oleh Unsrat Manado Pasca Pemilihan Presiden BEM

MANADO - Pimpinan kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado memutuskan mentransfer kuliah secara daring atau online akibat ketakutan akan terjadinya tabrakan antara pendukung calon presiden BEM.

Putusan ini efektif mulai Selasa (20/5) sampai dengan Jumat (23/5) mendatang. Rektorat menganggap bahwa kebijakan tersebut merupakan pilihan terbaik setelah menyaksikan dinamika kondisi pasca pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa yang perlu diulangi di beberapa Tempat Pemungutan Suara.

"Rapat sudah kita lakukan. Kita menghentikan agar tak terjadi penebalan langkah, oleh karena itu kita setuju untuk sementara waktu belum melakukan pembelajaran tatap muka," ungkap Wakil Rektor Bidang I Unsrat Manado, Ir Arthur Pinaria.

Arthur juga menyebut bahwa guna mendinginkan tensi yang timbul, kelompoknya akan berusaha membangun dialog dengan para mahasiswa yang berselisihan agar dapat menemukan penyelesaian sesuai harapan.

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar masih bisa dijalankan dengan menggunakan metode daring maupun online. Karena itu, dia berharap agar masalah ini cepat diselesaikan tanpa penundaan.

"Oleh karena itu, ini hanya untuk memberi ketenangan, jadi dalam satu minggu terakhir kita akan mengikuti pembelajaran secara daring dan pada hari Senin yang akan datang, perkuliahan tatap muka akan dilanjutkan seperti biasa. Namun, kami telah mensosialisasikan hal ini kepada setiap dekan," ungkapnya kembali.

Di sisi lain, beberapa mahasiswa menyatakan bahwa mereka merugi akibat dari aturan tersebut. Menurut mereka, kantor rektor malah memberi dampak negatif pada mahasiswa yang tengah menghadapi ujian atau telah mempersiapkan sidang proposal dan skripsinya.

"Rektorat seharusnya mencari solusi yang tepat daripada memberhentikan semua aktivitas di kampus. Kita para mahasiswa yang telah memiliki jadwal ujian harus dipindahkan atau ditunda karena ketidaktahuan beberapa mahasiswa yang hanya mementingkan diri sendiri. Sebaiknya pihak yang berselisihan saja yang mendapatkan hukuman dan tidak termasuk kita yang ikut-ikkutan merugi atas keputusan ini," ungkap beberapa mahasiswa yang menyatakan rasa frustasi mereka terhadap putusan tersebut.