Rektor UGM Bertemu dengan Mahasiswa yang Seminggu Bersatu di Balairung

Rektor UGM Prof Ova Emilia mengunjungi para mahasiswa yang sedang tenda-tenda di area Halaman Balairung UGM pada hari Rabu (21/5). Mahasiswa tersebut telah mendirikan perkemahan selama satu minggu guna menyuarakan aspirasi mereka kepada pejabat rektorat.

Mahasiswa mengajukan berbagai tuntutan, di antaranya adalah meminta rektorat untuk memberikan suara tidakpercaya terhadap institusi-institusi pemerintah.

Pantauan , terlihat Ova tiba bersama rombongannya. Pemimpin-pemimpin dari UGM setelah itu mendorong mahasiswanya agar ikut dalam diskusi.

"Terkait tuntutan agar universitas menyatakan mosi tidak percaya kepada institusi negara, saya kira ini UGM menilai bahwa sebagai institusi pendidikan tentunya bukan dalam posisi menyatakan mosi. Jadi langkah itu belum sepenuhnya tepat," kata Ova.

"Namun UGM tetap mendorong pemerintah untuk menjalankan pemerintahan yang jujur, bersih dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat," tegasnya.

Ova mengatakan jati diri UGM sebagai kampus perjuangan, UGM tetap aktif memberikan masukan, advokasi kebijakan, serta kritik terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan kebijakan yang tidak berpihak kepada kepentingan publik.

Terkait penentangan atas praktek militerisme, UGM melihat hal ini berdasarkan aspek kemerdekaan akademik, hak bicara bebas, dan autonomi ilmiah. Sekarang, UGM sedang mengembangkan dokumen akademik yang mencakup elemen-elemen tersebut. Proses reformasi sudah secara jelas mendefinisikan pisahkan antara TNI dan Polri serta membatasi pengaruh politik dari angkatan bersenjata,” ucapnya.

Mengenai pengurangan dana, Ova menyebut bahwa sampai sekarang UGM belum meningkatkan biaya kuliah tunggal (UKT) dan masih mematuhi prinsip kesejahteraan serta kesetaraan dalam hal finansial untuk pendidikan.

"Lanjutkan pula dengan pengembangan beragam skema dukungan, antara lain pinjam laptop, pinjam sepeda, jasa transportasi shuttle ke kampus, dan beberapa jenis beasiswa," paparnya.

Harapan mahasiswa supaya UGM secara tegas menangani masalah perbuatan kekerasan seksual pun telah dibalas oleh Ova. Ia menyampaikan bahwa UGM memiliki komitmen untuk membentuk sebuah lingkungan akademik tanpa adanya ancaman kekerasan seksual dalam beragam wujudnya.

"UGM meyakini kebijakan yang disusun, bahwa kampus harus menjadi ruang yang aman, kondusif, dan bebas dari praktik kekerasan," tegasnya.

Tuntutan Mahasiswa

Seorang wakil dari kalangan mahasiswa mengemukakan 9 tuntutan kepada pihak rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM) di depan Ova dengan demikian:

  1. Menuntut rektorat untuk menyatakan mosi tidak percaya terhadap lembaga-lembaga penyelenggara negara.

  2. Menuntut rektorat untuk menolak seluruh bentuk militerisme di kampus.

  3. Mendesak rektorat menghapus semua aturan di sektor akademik maupun non-akademik yang berasal dari perubahan alokasi dana pendidikan oleh pemerintah pusat, terlebih dahulu yang memberi dampak negatif kepada para mahasiswa dan pegawai kampus.

  4. Minta kepada rektor agar menjamin bahwa tarif dari biaya pendidikan di UGM tetap stabil meskipun ada perubahan alokasi dana pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

  5. Mendorong rektorat agar mengoptimalkan dana yang tersedia guna mendukung kelancaran operasional UGM seiring dengan perubahan alokasi anggaran pendidikan oleh pemerintah pusat.

  6. Mendesak rektorat agar menjelaskan secara terbuka tentang penetapan, pemakaian, serta alokasi dari biaya pendidikan yang dikumpulkan di UGM.

  7. Minta kepada rektorat agar menciptakan area publik yang bersifat inklusif (menyediakan bagi semua mahasiswa dengan beragam latar belakang), nyaman, mudah dijangkau, serta menyambut baik teman-teman penyandang disabilitas.

  8. Mendesak rektorat agar menyediakan fasilitas aktivitas yang memadai untuk mahasiswa dan semua anggota komunitas akademik UGM.

  9. Minta rektorat mengadakan evaluasi kembali atas semua alat bantu dalam menangani, mencegah, serta melaporkan kasus kekerasan seksual di UGM.

We ask Mrs. Ova here to please provide the release. official Untuk mengungkapkan ketidakpercayaan dan penolakan terhadap militerisasi di lingkungan kampus," ujar seorang mahasiswa.

"Untuk poin tiga hingga sembilan, kami mengharapkan keterbukaan tentang keputusan-keputusan yang dibuat di UGM," jelasnya.

Post a Comment for "Rektor UGM Bertemu dengan Mahasiswa yang Seminggu Bersatu di Balairung"