Heboh Sosial Media! Mobile Legends Resmi Ekstrakurikuler di Sekolah Surabaya 2025, Yuk Naik Rank!

PR SURABAYA – Dunia pendidikan Surabaya siap menyaksikan terobosan signifikan! Dispendik Surabaya baru-baru ini merilis ide ambisius yang bertujuan untuk menjadikan game Mobile Legends sebagai bagian dari program ekstrakurikuler resmi di berbagai sekolah sejak awal tahun ajaran 2025/2026.

Kebijakan tersebut langsung menarik perhatian publik dan mengundang debat yang panas baik di antara masyarakat maupun netizen.

Banyak orang penasaran, bisakah permainan daring terkenal seperti Mobile Legends dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan resmi?

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari inovasi pendidikan.

Menurut dia, Mobile Legends tidak hanya sebuah game, melainkan juga dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan yang mengasyikkan sambil membentuk karakter para pelajar.

"Permainan ini menekankan pentingnya kolaborasi tim, penggunaan strategi, serta meningkatkan kemampuan komunikasi para pemain. Selain itu, game tersebut dapat melatih berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini kita kembangkan, misalnya AI dan pemrograman," jelas Endang.

Dia menggarisbawahi bahwa pembelajaran tak sekadar berfokus pada teks buku atau ruang kelas.

Aktivitas non-akademik seperti ini dinilai mampu menjembatani minat siswa dengan pembelajaran modern.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Surabaya mengharapkan bahwa pelaksanaan program ini dapat dijalankan dengan cara bertahap.

Sekolah akan diberikan panduan teknis dan pelatihan agar kegiatan ini tidak sekadar bermain, tapi juga membentuk nilai edukatif.

Rencana tersebut juga menyulut semangat di kalangan pendukung, namun tetap ada sejumlah orang yang menekankan perlunya adanya pengawasan serta pembatasan waktu bermain.

Bila terwujud, Surabaya dapat mengambil peran sebagai pemimpin dalam penggabungan esports ke dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Tindakan tersebut dianggap pemberanian, maju, dan sesuai dengan era digital saat ini. Namun, pertanyaannya sekarang adalah: Apakah sekolah, orangtua, serta para pelajar sudah siap menyongsong perubahan ini? ***