Memaknai Hari Raya Waisak: Menerapkan Mindfulness dalam Kehidupan Sehari-hari

- Hari Raya Waisak bukan hanya soal mengenang kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha, tetapi juga momentum untuk menghadirkan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata.
Inilah semangat yang diusung dalam acara Gemilang Waisak 2025 bertema “Buddha Hadir, Semesta Bercahaya”, yang digelar di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat, Senin (12/5).
Perayaan ini menjadi panggung besar bagi praktik mindfulness atau hidup sadar-penuh, yang kini semakin relevan diterapkan di tengah dinamika kehidupan modern.
“Mindfulness adalah latihan utama yang menumbuhkan cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan,” ujar Bhante Aryamaitri Mahasthavira, pendiri Wihara Ekayana dan Ketua Pembina Ekayana Education Group, Senin (12/5).
Ia menekankan bahwa Waisak bukan hanya seremoni, melainkan ajakan untuk menjalani hidup yang lebih jernih dan penuh perhatian.
Sementara itu, praktisi mindfulness Adjie Santosoputro menyampaikan bahwa di era yang penuh distraksi, self-awareness menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan emosi dan mental.
“Latihan kesadaran menolong kita untuk hadir utuh—baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” katanya.
Ketua Pelaksana Febrian Temansjah menambahkan bahwa Gemilang Waisak 2025 adalah bagian dari komitmen Ekayana Education untuk memperluas pendidikan karakter berbasis mindfulness.
“Kami ingin nilai-nilai ini menjangkau masyarakat luas, bukan hanya di ruang kelas, tapi dalam kehidupan sosial sehari-hari,” ungkapnya.
Dengan sinergi spiritualitas dan pendidikan, acara ini menjadi langkah nyata membangun budaya baru: masyarakat yang lebih damai, peduli, dan sadar akan makna hidup.
Tidak hanya bermakna secara spiritual, acara ini juga mencatatkan prestasi membanggakan dengan dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor pertama diberikan untuk “Kegiatan Seni Hidup Sadar Penuh di Area Terbuka Terbesar” yang melibatkan lebih dari 2.000 peserta lintas usia.
Rekor kedua adalah “Praktik Minum Teh Berkesadaran Penuh Terbanyak” yang dijalankan secara serempak oleh 1.689 orang dalam satu sesi. Kedua rekor ini menjadi simbol bahwa praktik kesadaran tidak lagi terbatas pada ruang pribadi, tapi bisa menjadi gerakan massal yang berdampak luas.
Post a Comment for "Memaknai Hari Raya Waisak: Menerapkan Mindfulness dalam Kehidupan Sehari-hari"
Post a Comment